Pembuatan
Sikloheksanon
Diego’s
Tuti Adi Ningsih
10512072,
K-02, Kelompok 5
diegostuti.fmipa@gmail.com
Program
Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Bandung, Jalan Ganeca nomor 10 Bandung
Abstrak
Sintesis sikloheksanon
dapat dilakukan dengan mengoksidasi sikloheksanol. Oksidator yang digunakan
adalah natrium hipoklorit, NaOCl. Sikloheksanon yang dihasilkan dapat
dioksidasi selanjutnya menjadi asam adipat dengan oksidator KMnO4.
Kata kunci : Oksidasi,
Sikloheksanon, Sikloheksanol, Asam adipat
Abstract
Synthesis
of cyclohexanone has done by oxidizing cyclohexanol using oxidizing agent, natrium
hypochloride, NaOCl. Then, cyclohexanone is able to be oxidized using KMnO4
to produce adipic acid.
Keywords
: Oxidation, Cyclohexanone, Cyclohexanol, Adipic acid
1.
PENDAHULUAN
Suatu akohol primer
atau sekunder dapat dioksidasi menjadi suatu senyawa dengan bilangan oksidasi
atom karbon yang lebih tinggi. Alkohol primer dioksidasi menjadi senyawa
aldehida, selanjutnya dapat dioksidasi menjadi suatu asam karboksilat apabila
digunakan oksidator yang cukup kuat. Sementara itu, alkohol sekunder dioksidasi
menjadi senyawa keton.
Oksidasi
Sikloheksanon dari Sikloheksanol
Sikloheksanon
merupakan senyawa organik yang terdiri dari enam karbon siklik dan satu gugus
keton. Sikloheksanon berguna sebagai bahan dasar pembuatan Nylon 6.6 dan Nylon
6 [1].
Sikloheksanol,
suatu alkohol sekunder siklik, dapat dioksidasi menjadi sikloheksanon (keton
siklik) dengan menggunakan K2CrO7 sebagai oksidator. Namun,
K2CrO7 bersifat karsinogen dan spesi tereduksinya yaitu Cr
(III) beracun serta berbahaya bagi lingkungan. Demikian, digunakan NaOCl
sebagai oksidator [2]. Oksidator sebenarnya adalah ion kloronium yang akan
tereduksi menjadi ion Cl- dan sikloheksanol akan berperan sebagai
reduktor yang kemudian teroksidasi menjadi sikloheksanon. Reaksi redoks ini
dilakukan dalam suasana asam. Hal ini dikondisikan dengan penggunaan asam
asetat. Selanjutnya sikloheksanon dapat dioksidasi menjadi asam adipat dengan
oksidator kuat yaitu kalium permanganat.
Oksidasi
Sikloheksanon Menjadi Asam Adipat
Asam
adipat merupakan senyawa yang penting karena juga merupakan bahan dasar
pembuatan Nylon 6.6 [4]. Umumnya pembuatan asam adipat dilakukan dengan
mengoksidasi sikloheksanol atau sikloheksanon dengan oksidator asam nitrit, HNO2.
Namun penggunaan asam nitrit menimbulkan emisi gas N2O yang dapat
menyebabkan menipisnya lapisan ozone [4]. Karena itulah dipilih KMnO4
[3].
Tujuan
dari percobaan ini yaitu menentukan indeks bias sikloheksanon, titik leleh asam
adipat, dan persentase rendemen sikloheksanon serta asam adipat hasil
percobaan.
2.
METODE
PERCOBAAN
Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan dalam percobaan ini antara lain sikloheksanol, cairan pemutih natrium
hipoklorit 5.25% (0,75 M), larutan asam asetat, indikator timol biru, larutan
NaOH 6M, Na2SO4 anhidrat, larutan HCl pekat, larutan
NaOH 3M, pelarut eter, padatan KMnO4 dan natrium bisulfit.
Peralatan
Peralatan yang
digunakan dalam percobaan ini antara lain seperangkat alat distilasi sederhana,
seperangkat alat labu hisap, seperangkat alat ekstraksi, dan refraktometer.
Prosedur
Oksidasi Sikloheksanon dari
Sikloheksanol
Sebanyak 8 mL sikloheksanol disiapkan
dalam labu bundar 250 mL. Larutan pemutih sejumlah 115 mL dicampurkan dengan
larutan asam asetat 4 mL, campuran ini ditempatkan dalam corong pisah 250 mL.
Campuran larutan ini kemudian dicampurkan ke dalam larutan sikloheksanol secara
perlahan. Suhu campuran larutan diatur sedemikian agar selalu berada pada
rentang suhu 40-500C. Suhu tidak boleh di bawah 400C dan
diatas 500C. Apabila suhu mencapai lebih dari 500C
maka larutan tersebut harus dimasukkan ke dalam penangas es. Selama penambahan
larutan ini harus digoyangkan agar larutan dapat tercampur secara homogen.
Kemudian, ke dalam larutan tersebut ditambahkan indikator timol biru. Ditambahkan
larutan NaOH 6M secara perlahan hingga terbentuk cincin biru di permukaan
larutan tersebut.
Terhadap larutan ini kemudian
dilakukan distilasi sederhana. Diperoleh distilat sebanyak 40 mL. Distilat ini
kemudian dijenuhkan dengan 10 gram NaCl lalu diekstraksi dua kali masing-masing
menggunakan 15 mL eter. Dipisahkan fasa organik dan fasa air larutan tersebut.
Fasa organik (sikloheksanon) ditambahkan dengan 3 gram natrium sulfat anhidrat
dan didistilasi kembali untuk mengeluarkan eter dari sikloheksanon yang
terbentuk. Dikumpulkan fraksi didih pada suhu 154-1560C. Diukur
indeks bias senyawa tersebut dengan menggunakan refraktometer. Kemudian larutan
tersebut disaring vakum untuk diperoleh kristalnya. Terhadap kristal akan
diukur spektrum IR dan NMR.
Oksidasi
Sikloheksanon Menjadi Asam Adipat
Sikloheksanon
kemudian dioksidasi menjadi asam adipat. Sebanyak 1 gram sikloheksanon
dicampurkan dengan KMnO4 3.08 gram dan 32 mL air. Campuran
digoyangkan, diatur suhunya agar konstan 300C lalu ditambahkan 1 mL
larutan NaOH 3 M. Pada saat suhu mencapai 450C, dinginkan larutan
dalam penangas es, dijaga suhu tersebut agar konstan selama 20 menit. Suhu akan
naik menjadi 470C, lalu ditunggu selama kira-kira 25 menit agar suhu
turun kembali. Kemudian dilakukan pemanasan, terbentuk endapan coklat MnO2.
Ditambahkan sejumlah natrium bisulfit apabila masih ada warna kalium
permanganat (ungu). Lalu campuran disaring vakum, diambil filtratnya,
dipanaskan hingga volumenya tersisa 8 mL. Warna larutan tersebut harus jernih,
jika masih berwarna maka ditambahkan sedikit karbon aktif. Disaring lagi
kemudian diuapkan kembali. Larutan kemudian diasamkan dengan larutan HCl pekat
hingga terbentuk endapan (Ph 1-2). Kristal disaring vakum dengan corong
Buchner. Ditentukan titik leleh kristal asam adipat tersebut (literatur :
152-1530C).
3. HASIL
DAN PEMBAHASAN
Sikloheksanol di oksidasi menjadi sikloheksanon dengan
oksidator NaOCl. Reaksi oksidasi alkohol biasanya menggunakan kalium dikromat. Namun
kalium dikromat menghasilkan spesi tereduksi Cr (III) yang berbahaya bagi
lingkungan, maka dipilihlah NaOCl. Selain itu, NaOCl harganya murah dan tidak
berbahaya bagi lingkungan. Reaksi oksidasi ini dilakukan dalam suasana asam,
dikondisikan dengan penambahan asam asetat. Larutan asam asetat akan
mengaktivasi NaOCl dan terbentuklah HClO, yaitu oksidator sebenarnya yang akan
bereaksi lebih lanjut dengan sikloheksanol. HClO, yang terdiri dari ion
kloronium yaitu Cl+, akan tereduksi menjadi ion Cl-
dengan menerima 2 elektron dari sikloheksanol [1]. Demikian,
sikloheksanol teroksidasi menjadi sikloheksanon.
Penambahan campuran larutan NaOCl dengan asam asetat pada
sikloheksanol dilakukan perlahan agar terjaga suhunya pada rentang 40-500C.
Suhu larutan tidak boleh dibawah 400C karena reaksi oksidasi tidak
akan terjadi pada suhu tersebut. Suhu larutan juga tidak boleh diatas 500C
karena diduga senyawa yang terbentuk adalah senyawa lain dan bukan
sikloheksanon [2].
Setelah penambahan campuran asam asetat dengan NaOCl
selesai, ditambahkan indikator timol biru. Selanjutnya ditambahkan larutan NaOH
secara perlahan hingga titik ekivalen tercapai yaitu terbentuknya cincin biru
di permukaan larutan. Larutan ini kemudian didistilasi hingga diperoleh 40 mL
distilat. Distilat akan dijenuhkan dengan NaCl, yang berfungsi untuk menurunkan
kelarutan produk organik, agar sikloheksanon yang terbentuk keluar dari lapisan
air [1] [2]. Distilat ini diekstraksi dua kali masing-masing dengan 15 mL eter.
Fasa organik diambil lalu didistilasi untuk memisahkan sikloheksanon dengan
eter. Sebelumnya, fasa organik ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat untuk
menyerap sisa air yang terkandung dalam produk [1].
Fraksi distilat yang dikumpulkan adalah fraksi didih pada
suhu 154-1560C. Diukur indeks biasnya untuk memeriksa kemurnian
sikloheksanon yang diperoleh. Larutan kemudian disaring vakum untuk diperoleh
kristalnya.
Indeks bias sikloheksanon diperoleh 1.43858 (literatur : 1.447).
Galat indeks bias sikloheksanon hasil percobaan yaitu 0.78%. Indeks bias
sikloheksanon hasil percobaan dengan literatur berbeda disebabkan masih adanya
pengotor pada sikloheksanon, misalnya NaCl atau eter yang tidak terpisahkan
pada proses distilasi.
Massa kristal sikloheksanon diperoleh sebanyak 5.55 gram.
Berdasarkan reaksi di bawah ini, massa teoritis sikloheksanon adalah 7.35 gram.
Persentase rendemennya yaitu 75.51 %.
C6H12O
+ HOCl à C6H10O + H3O+ + Cl-
Persentase rendemen tidak mencapai 100% karena beberapa
faktor. Reaksi kemungkinan kurang berjalan sempurna karena suhu larutan harus
dijaga konstan pada rentang 40-500C. Suhu larutan kemungkinan masih
kurang optimum sehingga proses oksidasi sikloheksanon belum terjadi secara
menyeluruh. NaOCl mungkin terdekomposisi. Selain itu, proses pemisahan diduga
masih kurang baik. Eter kemungkinan masih terbawa dalam produk. Atau larutan
yang didistilasi masih kurang jenuh (penambahan NaCl kurang).
Namun secara keseluruhan, sikloheksanon yang dihasilkan
dapat dikatakan cukup murni.
Oksidasi
Sikloheksanon Menjadi Asam Adipat
Pada percobaan sintesis asam adipat dengan mengoksidasi
sikloheksanon, digunakan oksidator yang sangat kuat yaitu kalium permanganat,
KMnO4. Oksigen yang terdapat pada KMnO4 akan bereaksi
dengan karbon ikatan rangkap pada sikloheksanon. Cincin siklik akan terbuka
sehingga terbentuk senyawa asam dikarboksilat.
Pada percobaan ini juga penting untuk selalu menjaga
kestabilan suhu larutan. Suhu awal larutan harus konstan 300C.
Setelah ditambahkan larutan NaOH, suhu larutan dijaga konstan 450C.
Proses pemanasan kemudian dilakukan sampai terbentuk endapan coklat MnO2.
Jika masih terdapat warna ungu kalium permanganat, maka perlu ditambahkan
natrium bisulfit (NaHCO3). Setelah disaring vakum, diambil
filtratnya untuk diuapkan. Jika larutan masih berwarna, ditambahkan karbon
aktif yang berfungsi untuk menyerap zat warna pada larutan. Penambahan karbon
aktif sebaiknya hanya sedikit karena kemampuan adsorpsi karbon aktif cukup
baik. Larutan yang sudah tidak berwarna akan ditambahkan larutan HCl pekat
untuk memperoleh kristal asam adipat. Setelah kristal diperoleh, dapat
ditentukan titik leleh dan persentase rendemennya.
Titik leleh asam adipat hasil percobaan adalah 156-1570C
(literatur : 152-1530C). Galat titik leleh asam adipat yaitu 2.63%.
Titik leleh asam adipat hasil percobaan berbeda dengan literatur kemungkinan
disebabkan masih adanya pengotor, yaitu MnO2 atau kelebihan natrium
bisulfit.
Berdasarkan reaksi :
C6H10O
+ KMnO4 à C6H10O4 + MnO2
Faktor yang mempengaruhi persentase asam adipat yang dihasilkan
adalah karena kurang optimumnya suhu larutan pada saat proses oksidasi. Ion adipat
kemungkinan belum terasamkan oleh oksidatornya yaitu KMnO4. Kristal asam adipat yang terbentuk
juga kemungkinan terbawa saat pencucian sehingga menyebabkan sedikitnya kristal
yang diperoleh.
4. KESIMPULAN
Pada percobaan ini, diperoleh
persentase rendemen sikloheksanon sebesar 75.51%. Indeks bias sikloheksanon
hasil percobaan adalah 1.43858.
Persentase rendemen asam adipat yaitu
sebesar 34.25% dan titik leleh asam adipat yaitu 156-1570C.
5..
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Pimpinan Praktikum Kimia Organik, Ibu
Deana Wahyuningrum. Juga kepada para asisten praktikum yang senantiasa
membimbing para mahasiswa Program Studi Kimia dalam melaksanakan praktikum ini.
Tidak lupa kepada rekan-rekan mahasiswa, yaitu Maharani Safitri, Theodorus
Felix, Muhammad Danang, Dhimaz Galih, Muhammad Imam, dan Angga Prabowo, yang
telah bekerja sama dalam melakukan percobaan ini.
6..
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. Oxidation
of Cyclohexanol to Cyclohexanone. http://www.xula.edu/chemistry/documents/orgclab/19redox.pdf
[2] Anonim. Preparation
of Cycloheksanone by Hypochlorite Oxidation.
[3] Martin Case, Corinne Sadlowski (2011), Synthesis of Adipic Acid, 1-3
[4] N. Yanagihara, K. Ohgane, Y. Yoshioka, N. Abe, M.
Yoshida. Synthesis of Adipic Acid by
Oxidation of Cyclohexanol with NO2 in Supercritical CO2
[5] Williamson. 1999. Macroscale and Microscale Organic
Experiments. Boston. 353-355
Tidak ada komentar:
Posting Komentar